Friday 14 August 2015

makalah qur'an hadist Controlling menurut Al Qur’an dan Hadits



Controlling menurut Al Qur’an dan Hadits
 makalah








Oleh :
M. Syaiful Anam
NIM. 14071


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
PASCA SARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2015
                                                      



Controlling menurut Al Qur’an dan Hadits

I.          ABSTRAK
Pengawasan atau controlling adalah bagian terakhir dari fungsi manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian itu sendiri. Kasus-kasus yang banyak terjadi dalam organisasi adalah akibat masih lemahnya pengendalian sehingga terjadilah berbagai penyimpangan antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan.
Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
Dalam menjalankan sebuah instansi pendidikan formal perlu dilakukan proses konstruksi dan manajerial sistem yang baik. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan aktifitas dari manajamen pendidikan. Aktivitas di dalam manajemen itu sendiri meliputi proses perencanaan, pengorganisasian,penggerakan, dan pengawasan. Dalam manajemen pendidikan, terdapat banyak aspek yang subtantif seperti kurikulum, peserta didik, sumber daya manusia, sarana prasarana, keuangan dan hubungan masyarakat. Sangatlah tidak mudah dalam melakukannya secara keseluruhan, terlebih ketika proses manajemen telah berjalan. Maka dari itu sangatlah penting proses pengawasan (controlling) dilakukan agar sinergisitas seluruh aspek berjalan.
II.       RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Konsep Controlling menurut Al Qur’an dan Hadits?
2.      Bagaimana Implementasi Controlling dalam Manajemen Pendidikan?




III.    PEMBAHASAN
1.      Konsep Controlling dalam Qur’an dan Hadits
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar. Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan koreksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi dapat terlaksana dengan baik.
Menurut winardi pengawasan adalah semua aktifitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil actual sesuai dengan hasil yang direncanakan.[1] Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan guna menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pengawasan diselenggarakan pada waktu kegiatan sedang berlangsung.  Pengawasan juga sebagai alat untuk memantau dan menilai perencanaan dan pelaksanaan apa ada kesalahan dan penyimpangan untuk kemudian dilakukan perbaikan serta mencegah upaya tidak terulang lagi kesalahan dan penyimpangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah tindakan atas proses kegiatan untuk mengontrol dan menilai terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan.
Sedangkan tujuan pengawasan diantanya yaitu :[2]
a.    Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
b.    Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
c.    Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
d.   Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas organisasi
e.    Meningkatkan kelancaran operasi organisasi
f.     Meningkatkan kinerja organisasi
g.    Memberikan opini atas kinerja organisasi
h.    Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah pencapaian kerja yang ada
i.      Menciptakan terwujudnya organisasi yang bersihPengertian
Proses pengawasan atau ar-riqobah merupakan suatu yang harus ada dan harus dilaksanakan. Kegiatan ini untuk meneliti dan memerikasa apakah pelaksanaan tugas-tugas perencanaan betul-betul dikerjakan atau tidak. Hal ini juga untuk mengetahui apakah ada penyimpangan, penyalahgunaan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, jika ada maka perlu untuk direvisi. Ar-riqobah atau proses kontrol merupakan kewajiban yang terus menerus harus dilaksanakan, karena kontrol merupakan pengecekan jalannya planning dalam organisasi guna menghindari kegagalan atau akibat yang lebih buruk. Dalam konteks ini, implementasi syariah diwujudkan melalui tiga pilar pengawasan, yaitu:
1)        Ketaqwaan individu, bahwa seluruh personel perusahaan dipastikan dan dibina agar menjadi manusia yang bertaqwa.
2)        Kontrol anggota, dalam suasaana organisasi yang mencerminkan sebuah team maka proses keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan pengawasan dari personelnya sesuai dengan arah yang telah ditetapkan.
3)        Penerapan/supremasi aturan, organisasi ditegakkan dengan aturan main yang jelas dan transparan dan tidak bertentangan dengan syariah.[3]
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
حاسبوا آنفسكم قبل أن بحاسبوا و نوا أعمالكم قبل أن توزن (الحديث)
Artinya: “Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain, lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat atas kerja orang lain”



Di dalam Al-qur’an banyak menyebutkan mengenai konsep controlling. Diantaranya yaitu :
1.      Surat at-Tahrim ayat 6 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Q.S. at-Tahrim)
Tafsir ayat Al Maroghi mentafsirkan ayat ini menjelaskan bahwa Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, hendaklah di antara kamu memberitahukan satu dengan yang lain, yaitu apa-apa yang menyelamatkan kamu dari neraka, selamatkanlah diri kalian darinya, yaitu dengan taat kepada Allah melaksanakan perintah-Nya, beritahulah keluargamu, tentang ketaatan kepada Allah, karena dengan itu akan menyelamatkan jiwa mereka dari neraka, berilah mereka nasehat dan pendidikan. Hendaklah seorang lelaki itu membenahi dirinya dengan ketaatan kepada Allah, juga membenahi keluarganya sebagai rasa tanggungjawabnya sebagai pemimpin dan yang dipimpinnya.
Kata keluargamu  di sini maksudnya adalah istri, anak, pembantu, budak dan diperintahkan kepada mereka agar mnjaganya dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, dan pendidikan kepada mereka.[4] Berikanlah pendidikan dan pengetahuan mengenai kebaikan terhadap dirimu dan keluargamu. Entertain tentang pentingnya membina keluarga agar terhindar dari siksaan api neraka ini tidak hanya semata-mata diartikan api neraka yang ada di akhirat nanti, melainkan termasuk pula berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merugikan dan merusak diri pribadi seseorang.[5]
Kaitannya controlling dalam surat At Tahrim ayat 6 ini yaitu adanya control atau pengawasan diri untuk keluarga maupun anak untuk senantiasa taat dan melaksanakan perintah Allah supaya kelak nantinya mereka terhindar dari api neraka. Dan dalam tafsiran ayat di atas bisa diambil kesimpulan bahwa kepala rumah tangga sebagai peminpin dalam keluarga wajib mengingatkan atau melakukan pengawasan kepada istri, anak maupun saudara untuk senantiasa taat pada perintah Allah.
2.      Surat Adz-Dzariat ayat 21


Artinya : “Dan (juga) pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan.” (Q.S. Adz-Dzariat: 21)
Qatadah menafsirkan ayat ini bahwa barang siapa bertafakkur (memikirkan) penciptaan dirinya sendiri, maka ia akan mengetahui bahwa dirinya itu hanya diciptakan dan persendiannya dilenturkan semata-mata untuk beribadah. Kaitannya controlling denga surat Adz Dzariyat ayat 21 ini yaitu
3.      Surat Al-Baqoroh ayat 44.


Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidaklah kamu berfikir.” (Q.S. al-Baqoroh: 44)
         Asbabun Nuzul dari surat ini sehubungan dengann orang-orang yahudi madinah. Pada waktu itu ada seorang lelaki berkata kepada menantunya, kaum kerabat dan saudara sesusunya yang telah memeluk agama Islam : “tetap teguhlah kamu dalam ajaran Islam yang telah kamu peluk dan apa saja yang diperintahkan Muhammad taatilah. Sebab segala sesuatu yang diperintahkan oleh Muhammad adalah benar” Lelaki itu memerintahkan kepada orang lain berbuat baik. Tetapi dia sendiri tidak melakukannya. Sehubungannya dengan itu maka Allah memberi peringatan kepadanya agar tidak melupakan diri sendiri. Ayat ke 44 ini diturunkan sengaja untuk memberi peringatan kepeda mereka yang memberi petunjuk dan memerintahkan kepada orang lain melakukan kebajikan sedangkan mereka sendiri tidak mengerjakanya .[6]
Tafsir ayat ini yakni kata Anfusakum bentuk jama’ dari nafs yang mempunyai banyak arti antara lain totalitas diri manusia yang dimaksud disini adalah diri manusia sendiri.[7] Ayat ini mengandung kecaman terhadap setiap pemuka agama yang melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang dianjurkannya. Ada dua hal yang disebut dalam ayat ini yang seharusnya menghalangi pemuka-pemuka agama itu melupakn diri mereka. Pertama karena mereka menyuruh orang lain berbuat baik. Yang kedua, karena mereka membaca kitab suci. Bacaan tersebut seharusnya mengingatkan mereka. tetapi ternyata keduanya tidak mereka hiraukan sehingga sungguh wajar mereka dikecam.
Mereka menyuruh orang lain mengerjakan kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukannya maka mereka pantas menerima celaan dari Allah.Tujuan ayat ini bukan hanya mencela mereka karena menyuruh kepada amal ma’ruf sedang mereka sendiri meninggalkannya. namun  karena mereka meninggalkan amal ma’ruf sebab hal itu merupakan kewajiban setiap individu yang mengetahuinya.[8]
Kaitan controlling dalam ayat ini yaitu Supaya kita melakukan pengawasan atau control terhadap diri kita sendiri. Dalam hal ini kita telah diingatkan oleh Allah untuk tetap taat pada perintahNya. Bukan melalaikan, padahal kita sendiri sudah tahu apa kewajiban kita terhadap Allah tapi kita malah melalaikannya.
4.      Surat Az-Zuhruf ayat 80

Artinya : “Apakah mereka mengira, bahwa kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) kami selalu mencatat di sisi mereka.” (az-Zuhruf : 80)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Muhammad bin Ka’b al-Qurazhi bahwa ketika dua orang Quraisy dan seorang Tsaqif duduk-duduk di sisi Ka’bah, lalu berkatalah salah seorang dari mereka:“Bagaimana pendapatmu, apakah Allah mendengar omongan kita?. Yang lainnya menjawab: “Apabila kamu berbicara nyaring, tentu Ia akan mendengar, tapi jika kamu berbisik-bisik, tentu Ia tidak akan mendengarnya. Maka turunlah ayat ini (az-Zukhruf: 80) sebagai bantahan atas ucapan mereka.[9]
Tafsir ayat Az Zuhruf ayat 80 ini yaitu melihat sikap dan tindakan orang-orang kafir semasa hidup di dunia, mereka seakan-akan tidak percaya bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu maka dikatakan tentang mereka, "Apakah mereka menyangka bahwa Kami tidak mendengar bisikan-bisikan hati mereka, dan tidak mengetahui semua yang mereka perbincangkan secara rahasia dalam menyusun tipu daya itu?". Dengan ayat ini Allah SWT menegaskan dengan mengatakan: "Kami mengetahui segala yang mereka rencanakan itu dan mendengar semua bisikan-bisikan mereka, tidak ada sesuatu pun yang tidak kami ketahui di samping itu malaikat selalu menulis dan mencatat semua perilaku mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Kaitan controlling dengan surat ini yaitu tentang pengawasan Allah terhadap hambanya yang setiap saat mengawasi kita. Dimanapun kita berada dan kapan saja Allah selalu mengikuti kita dan Allah selalu melihat apa yang kita lakukan. Jadi kita haruslah ingat bahwa Allah selalu mengawasi kita jadi
5.      Surat Al Infithor ayat 11-12



Artinya : “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan) yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Infithar: 11-12)
Tafsir ayat ini adalah Sesungguhnya pada kalian ada malaikat penjaga yang mulia lagi mencatat. Maka jangan kalian hadapkan mereka dengan kekejian sehingga mereka menulis seluruh amalan-amalan kalian. Kaitan Controlling dengan ayat ini adalah Pengawasan terhadap diri kita supaya kita senantiasa melakukan kebaikan dan tidak melakukan kemungkaran. Karena kehidupan kita selalu diawasi oleh malaikat. Dan

6.      Surat Al Hijr ayat 92-93

Artinya : “Maka demi Tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu” (Q.S. al-Hijr: 92-93)
Tafsir ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yaitu ketika Allah mengancam kaum musyrikin mekah dan siapa pun yang durhaka dan bersikap buruk terhadap Al-Qur’an dengan firmannya :Kami juga telah menimpakan siksa atas al muqtasimin yakni orang-orang yang memilah-milah kitab Allah dan menyifatinya dengan sifat yang beraneka ragam yaitu orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur’an terbagi-bagi. Ada yang menamainya sihir, atau syair atau tenung dan sebagainya atau ada yang mereka benarkan ada juga yang mengingkari. Maka demi tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka kelak di hari kemudian, tentang apa yang telah dan terus menerus mereka kerjakan dahulu.[10]
2.      Implementasi Controlling dalam Manajemen Pendidikan.
Dari segi pendidikan, pengawasan mengandung makna suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.[11]
Dalam praktik pengawasan pendidikan, pengawas fungsional memiliki tugas membina dan mengembangkan karir para guru dan staf lainnya serta membantu memecahkan masalah profesi yang dihadapi oleh mereka secara profesional. Tugas tersebut jika ditinjau dari kajian konseptual merupakan kajian supervisi. Dengan demikian, dalam praktik kepengawasan para pengawas menjalankan fungsi sebagai supervisor. Dalam dunia pendidikan, supervisi diidentikkan dengan pengawasan, memang hal ini dapat dimaklumi karena bila dikaji dari sisi etimologis istilah “supervisi” atau dalam bahasa inggris “supervision” sering didefinisikan sebagai pengawasan. Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.[12]
Supervisi dilakukan oleh supervisor (penemaan lainnya adalah penilik, pamong belajar, dan sebagainya), terhadap pihak yang disupervisi. Supervisi memiliki fungsi tersendiri yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan dan pemberian bantuan dalam kegiatan pembelajaran. Bahwa supervisor bukan hanya sekedar mengevaluasi dan memonitor saja, akan tetapi juga harus memeberikan bimbingan dan pengarahan. Secara operasional, tujuan dari supervisi adalah:[13]
a.       Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan
b.      Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar murid-murid.
c.       Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.
Adapun fungsi dari pengawasan pada manajerial sebuah instansi pendidikan adalah:
a.    Menghindari terjadinya penyimpangan program
Dengan dilakukan pengawasan, maka program pendidikan yang ditetapkan pada awal manajemen dapat berjalan berdasarkan perencanaan yang over all.
b.    Meningkatkan kualitas kerja
Dengan menerapkan kontrol manajemen, berarti juga menerapkan fungsi pengawasan kerja, yang berdampak pada peningkatan kualitas kerja
c.    Memperoleh umpan balik (feed back)
Lewat kontrol manajemen yang dilakukan, maka administrator pendidikan yang melaksanakan kontrol akan memperoleh pengalaman dan penemuan-penemuan kasus yang dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi yang nantinya dilakukan penyempurnaan kegiatan kontrol.
d.   Mengajak secara mendidik
Pengawasan manajemen juga dapat berfungsi sebagai terapan. Dengan control, adminstrator pendidikan dapat menerapkan secara langsung dan tidak langsung, secara efektif dan efisien, secara persuasif yang bersifat mendidik kepada para personil program untuk memahami untuk maksud dan tujuan kegiatan yang dilakukan.
e.    Mengukur seberapa jauh pencapaian program pendidikan
Dengan mengetahui seberapa jauh tingkat ukur kemampuan dari manajemen yang diterapkan maka akan dapat dilakukan proses peningkatan pada tindak lanjut program manajemen selanjutnya
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya. Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.








IV.    PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Jika ada kesalahan dalam penulisan maupun cara kami mempresentasikan kurang memuaskan kami mohon maaf. Oleh karena itu, kritik dan saran saudara sangat kami harapkan, agar kelak kami lebih baik dari sekarang dalam penulisan karya ilmiah.



DAFTAR PUSTAKA
Kementerian agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Shohih, SYGMA, Bandung, 2007
M. Ismail Yusanto Dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Stategis Perspektif Syariah, Khirul Bayan,  Jakarta, 2003,
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, 2001
Siswanto, Pengantar Manajemen, Bumi Aksara, Bandung, 2005,
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategi, Bumi Aksara, Jakarta, 2000,
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 1994
Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Bina Aksara, Jakarta, 1988,
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2010

                           



[1] Sondang P. Siagian, Manajemen Strategi, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hlm. 257
[2] Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2010
[3] M. Ismail Yusanto Dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Stategis Perspektif Syariah, Khirul Bayan,  Jakarta, 2003, hlm. 148
[4] Abudin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan ( Tafsir Al Ayat Al Tarbawy), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 198
[5] Ibid, hlm. 200
[6] Mudjab Mahali, Asbabun NUzul Studi Pendalaman Al-Qur’an  (Al-Fatihah-An-Nisa), CV. Rajawali, Jakarta, 1989, hlm. 11-12
[7] M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, 2001
[8] Muhammad Nasib Ar Rifa’I, Kemudahan dari Alla h Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, Gema Insani, Jakarta, 1999, hlm. 120
[9] Ibid
[10] M.Quraish Shihab, Op.Cit, hlm 166
[11] Siswanto, Pengantar Manajemen, Bumi Aksara, Bandung, 2005, hlm. 76
[12] Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Bina Aksara, Jakarta, 1988, hlm.134
[13] Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 1994

No comments:

Post a Comment